MOHON DO'A RESTU DAN DUKUNGAN, segera diresmikan Operasioanl Kampus Anak Yatim & Dhuafa Yayasan Afief Dimyathi Bandarlampung pada 10 Muharram 1434 H.

Kamis, 11 Oktober 2012

Embun di Lereng Gunung Camang




(kayfa-yadi) : Sebagai sebuah lembaga baru yang masih belum memulai operasionalnya, Kampus Anak Yatim & Dhuafa – Yayasan Arief Dimyathi tentu masih belum dikenal orang, apalagi lokasinya berada di luar pemukiman penduduk. Walau sudah memiliki alamat lengkap sebagaimana yang tertuang dalam Akta Pendirian, namun itu saja rupanya  masih belum cukup. Terbukti dua kali kiriman paket dan 1 kali kiriman pos yang ditujukan ke alamat kampus, semuanya tidak sampai di tempat, dengan catatan "ALAMAT TIDAK DITEMUKAN". Untungnya dalam sampul kiriman disertakan juga nomor ponsel, sehingga masih dapat berkoordinasi dengan petugas untuk mengambil jemput kiriman di Kantor Distribusi.

Menyebut atau menulis alamat Kampus Anak Yatim & Dhuafa – Yayasan Arief Dimyathi, Jalan Meranti Gunung Rukun Tetangga 007 Lingkungan II, Kelurahan Tanjung Gading, Kecamatan Tanjungkarang Timur, Bandar Lampung-- ternyata belum dianggap lengkap untuk menunjukkan lokasi tinggal. Rupanya masih perlu ‘kata kunci’ (key word), kata sakti yang dapat langsung mengarahkan persepsi kepada maksud yang dituju. Kata kuncinya adalah Gunung Camang. Kata kunci ini betul-betul sakti, karena cukup menyebut 'Gunung Camang' tanpa menyertakan sederet alamat yang panjang dan berbelit, orang (di Bandar Lampung) sudah dapat mengenalnya.
Gunung Camang sebetulnya hanya sebuah 'bukit' cadas dan kapur, yang berada di daerah pinggiran kota Bandarlampung. Menjadi terkenal karena bukit ini sebetulnya merupakan kawasan konservasi alam yang diperuntukkan sebagai hutan kota, namun akibat pengrusakan dan penggerusan lahan secara liar oleh warga sekitar yang sebagian besar menggantungkan hidupnya di sana, saat ini pesona keelokannya berkurang tinggal 40% saja.
Pada areal terbuka di lereng bukit inilah --di atas hamparan semak ilalang-- Kampus Anak Yatim & Dhuafa – Yayasan Arief Dimyathi berdiri. Sehingga sangat beralasan kalau kata kunci “Gunung Camang” harus disandang untuk menambah keterangan lokasi.
Akhirnya, posting pendek ini dituliskan selain sebagai penegasan alamat, juga sebagai bentuk kula nuwun (permisi) kami selaku pendatang dan warga baru. Harapannya, semoga kedatangan kami membawa pencerahan, dapat menjadi angin sejuk atau setitik embun di tengah padang gersang, tentunya dengan tetap melestarikan ekosistem lingkungan yang ada agar dapat hidup lestari saling berdampingan. (ASF)

1 komentar:

kalimat (komentar) yang baik dan membangun adalah shadaqoh....