MOHON DO'A RESTU DAN DUKUNGAN, segera diresmikan Operasioanl Kampus Anak Yatim & Dhuafa Yayasan Afief Dimyathi Bandarlampung pada 10 Muharram 1434 H.

Selasa, 25 September 2012

PENGUMUMAN PENDAFTARAN

dalam upaya MEMBANGUN KEPEDULIAN dengan turut serta memberikan naungan bagi ANAK YATIM-PIATU DAN ANAK DHUAFA agar tumbuh cerdas, sehat, shaleh / shalehah dan mandiri, maka berkat Rahmat dan Izin Allah Swt. telah berdiri ....

KAMPUS ANAK YATIM & DHUAFA 
"YAYASAN ARIEF DIMYATHI", BANDARLAMPUNG


Sehubungan dengan hal tersebut, mengawali OPERASIONAL PERDANA, dengan ini kami

MEMBUKA KESEMPATAN

kepada segenap MUSLIMIN-MUSLIMAT, IKHWAN-AKHAWAT yang memiliki tanggungan ANAK YATIM, PIATU, YATIM-PIATU dan/atau ANAK DHUAFA, untuk DIDIDIK dan DIBINA ALA PESANTREN dalam kampus yang REPRESENTATIF & TERPADU.


PERSYARATAN :

  • Putra / putri  Muslim, umur 6-10 tahun (kelas I, II, III);
  • Status yatim-piatu, yatim, dan/atau piatu;
  • Anak dhuafa, gelandangan, dan terlantar yang berprestasi;
  • Mengisi formulir pendaftaran dan melengkapi dokumen )* :
  1. Surat Keterangan dari desa/kelurahan :
  2. Photocopy KK dan KTP Orang tua / Wali;
  3. Photocopy Akta Lahir / Surat Keterangan Kelahiran.

FASILITAS 
  • Tinggal di gedung permanen di lereng Bukit Camang;
  • Mendapat jaminan sandang, pangan dan tempat tidur nyaman;
  • Biaya pendidikan Wajar Dikdasmen 12 tahun (SD-SMP-SMA); 
  • Pendidikan diniyah, pembinaan pengkaderan dan kepemimpinan;
  • Penguasaan keterampilan Bahasa Arab-Inggris, komputer, dan dunia kewirausahaan. 

Pendaftaran ditutup tanggal :
17 Oktober 2012 M.
01 Dzul-Hijjah 1433 H. 

Informasi lebih lengkap, hubungi :

Jl. Meranti Gunung RT 07/01 Tanjunggading 
Tanjungkarang Timur, Bandar Lampung
CP. : 0813 6968 1444 / 0896 6700 6736


download :

Minggu, 23 September 2012

Ada apa dengan TANGANKU?

(kayfa-yadi) : Kampus Anak Yatim & Dhuafa (KAYFA) merupakan salah satu unit kegiatan yang dikelola oleh Yayasan Arief Dimyathi (YADI) yang berkedudukan di Kelurahan Tanjunggading RT 07/01, Kecamatan Tanjungkarang Timur - Kodya Bandar Lampung. Dua akronim “KAYFA” (Kampus Anak Yatim & Dhuafa) dan “YADI” (Yayasan Arief Dimyathi) bila digabungkan menjadi kalimat majemuk, mengandung sebuah ungkapan tanya dalam Bahasa Arab “KAYFA YADI” (كيف يدى؟), yang arti Bahasa Indonesianya adalah “BAGAIMANA TANGANKU?”.

Ada apa dengan TANGANKU?
Sering kita mendengar, sebuah paribasa yang berbunyi : “hidup ada di tangan kita”. Artinya bahwa kita lah (sepenuhnya) yang mengatur dan menentukan hidup/nasib/keadaan kita sendiri. Adagium ini berlaku untuk setiap anak manusia, bagi siapa saja; tidak hanya yang tinggal di kota, juga untuk mereka yang hidup di desa; tidak hanya orang miskin, tetapi juga bagi orang-orang kaya. Berlaku juga terhadap anak-anak, terlebih orang dewasa; baik anak yang masih hidup dalam naungan kedua orang tua, apalagi mereka-mereka yang orang tuanya telah tiada (yatim/piatu).
Dengan menyadari paribasa ini, seseorang akan tergerak, bahwa hidup tidak dijalani dengan hanya menunggu, tetapi harus mencari. Untuk dapat survive bertahan menghadapi keadaan, seseorang harus berusaha, bekerja, bergerak, dan beraktivitas; tidak sekedar duduk termenung sambil berpangku tangan.
Dalam Al-Qur'an Surat Ar-Ra’d Ayat 13, Allah Swt. berfirman : “Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri....” (QS. 13 : 11).
Ini merupakan ultimatum dari Sang Khaliq yang harus dijalankan oleh setiap makhluknya (yang berakal), untuk dapat melakukan perubahan dalam memperbaiki keadaan agar lebih berkualitas.

Bagaimana merubah keadaan?
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling baik (sempurna), sebagaimana ditegaskan dalam Surat At-Thiin Ayat 4 yang artinya : “sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (QS. 95 : 4). Lebih baiknya lagi manusia dianugerahi akal --yang tidak dianugerahkan kepada makhluk-makhluk Allah lainnya-- untuk berolah pikir, dan tangan untuk berolah kerja. Dengan kedua kelebihan ini, makhluk yang disebut “manusia” kemudian mendapatkan mandat dari Sang Khaliq untuk memimpin (menjadi Khalifah di muka bumi).
Dengan demikian, bahwa “berpikir dan bekerja” dapat pula disebut sebagai fitrah manusia, karena hanya manusialah yang dianugerahi kemampuan tersebut. Manusia harus menggunakan akalnya untuk berpikir, dan menggerakkan tangannya untuk bekerja.
Akal adalah Anugerah Allah Swt. bagi manusia, sebagai salah satu peralatan rohaniah yang berfungsi untuk mengingat, menyimpulkan, menganalisis, menilai apakah sesuai benar atau salah. Dengan akalnya, manusia dapat melihat dirinya sendiri dalam hubungannya dengan lingkungan sekeliling, juga dapat mengembangkan konsepsi-konsepsi mengenai watak dan keadaan pada dirinya, serta melakukan tindakan berjaga-jaga terhadap rasa ketidakpastian yang esensial dalam hidup ini.
Sementara tangan merupakan bagian tubuh yang paling aktif yang dimiliki manusia. Manusia menggunakan tangannya untuk melakukan segala hal, bereksplorasi, berekspresi, dan berkarya. Tanpa tangan, manusia tidak dapat berbuat banyak.
Walhasil, untuk dapat merubah keadaan, manusia harus mampu memberdayakan potensi akal dan tangannya. Pergunakan akalnya untuk menganalisa, memahami cara, serta memecahkan masalah, kemudian paripurnakan analisa dan pemahaman tersebut dengan melakukan tindakan nyata, dengan berbuat dan bekerja melalui tangannya. Kedua potensi ini harus senantiasa bersinergi satu sama lain, sehingga goal dari suatu keinginan akan dapat terwujud dengan gemilang.
Inilah nilai kehidupan asasi yang coba ditanamkan sejak dini di dalam Kampus Anak Yatim & Dhuafa (KAYFA) - Yayasan Arief Dimyathi (YADI) Bandar Lampung. Dengan harapan kelak nilai ini akan menjadi fondasi mental untuk tetap tegar menghadapi kenyataan, tanpa banyak mengeluh dan tidak menggantungkan nasib kepada orang lain, karena “hidup ada di tanganku”, mengatur hidup “bagaimana tanganku?” (KAYFA YADI?). [ASF]